Pada dekade lampau, AIDS merupakan bagian penting pada diagnosis banding hepatosplenomegali. Jenis Penyakit sistem imun yang mematikan ini menyerang semua sistem organ. Penyakit ini ditularkan melalui kontak seksual, produk darah yang terinfeksi, jarum yang terkontaminasi, dan transmisi perintal (transplasental/intrapartum). Masa inkubasinya beberapa bulan hingga bertahun-tahun.
Manifestasi yang sering berupa ensefalopati, keterlambatan perkembangan, pneumonitis, kardiopati, hepatitis, enteritis, kegagalan perkembangan, nefropati, kelainan hemotologik, dermatitis, dan kecenderungan terkena infeksi oportunistik, infeksi berulang, atau infeksi berat. Infeksi yang lazim terjadi adalah pneumonia Pneumocystis carinii (PCP), pneumonitis interstisial limfoid (LIP), esofagitis kandida, enteritis sitomegalovirus (CMV), Mycobacterium avium-intraselular (MAI), dan Cryptosporidium. Agen infeksius lain yang sering adalah virus herpes simpleks (HSV), virus varisela-zoster (VZV), Mycobacterium tuberculosis, Cryptococcus, dan Aspergillosis. Keganasan dapat juga terjadi pada anak-anak yang mengalami AIDS walaupun hal ini jarang dijumpai.
Pada pemeriksaan fisik dapat terlihat anak yang kurus dengan massa otot yang sedikit disertai keterlambatan perkembangan. Sering dijumpai limfadenopati, ronki basah pada pemeriksaan paru, dan hepatosplenomegali. Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan adalah enzyme-linked immunosorbetzt assay (ELISA), pemeriksaan Western blot, imunofluoresensi, kultur, polymerase chain reaction (PCR), pemeriksaan set T, serta pengukuran antigen p24 dan imunoglobulin. Pencegahan terbaik adalah dengan menghindari penggunaan jarum yang terkontaminasi dan hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan. Sangat dianjurkan untuk menggunakan kondom.
Terapi berupa pemberian berbagai obat-obatan, beberapa di antaranya rriasih dalam penyelidikan. Obat yang paling sering digunakan adalah zidovudine (azidothymidine atau AZT). Dua obat lain yang digunakan adalah dideoxyinosine (DDI) dan dideoxycytidin (DDS). Yang sering diberikan adalah injeksi imunoglobulin secara intravena. Pengobatan dan profilaksis pneumonia Pneumocystis cariirii terdiri atas pemberian trimetoprim-sulfametoksazol atau pentamidin. Banyak ahli yang menganjurkan penggunaan steroid untuk varian pneumonia ini. Obat lain adalah acyclovir untuk mengobati infeksi virus herpes simpleks, gansiklovir untuk retinitis sitomegalovirus. dan amfoterisin B untuk penyakit jamur. Akan tetapi. virus AIDS secara keseluruhan tetap fatal.
Checking your browser before accessingPlease enable Cookies and reload the page. This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly. Please allow up to 5 seconds… |